script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> Info Kanker Dengan 6 Cara Ini Anda Dapat Redakan Nafsu Makan Dan Ngemil Berlebih

Info Kanker Dengan 6 Cara Ini Anda Dapat Redakan Nafsu Makan Dan Ngemil Berlebih


TipsehatBunda - Siapapun yang mencoba untuk mengabaikan rasa lapar mereka mempunyai hasrat berpengaruh untuk makan atau ngemil berlebih di waktu makan berikutnya.


Studi dari USDA Human Nutrition Research Center on Aging at Tufts University, menemukan bahwa 94 persen orang yang berdiet mengalami dorongan nafsu makan berlebih.

Dorongan inilah yang sering menggagalkan diet. Bagaimana caranya berdamai dengan dorongan tersebut. Berikut saran dari laura Slayton, R.D., pakar nutrisi di New York City, penulis buku The Little Book of Thin.

Atur dan kendalikan impian Anda

Godaan masakan ada di mana-mana, entah Anda menyadarinya atau tidak, kata Evan Forman, Ph.D., profesor Drexel University dan peneliti hebat perlaku godaan masakan di Lab for Innovations in Health-Related Behavioral Change.

Kita hidup di dunia yang berpusat pada kenikmatan termasuk salah satunya yakni makanan, terang Forman. Jadi, yang harus dikontrol yakni sudut yang itu.

Caranya: Hindari masakan yang Anda dambakan di toko, bakery, restauran, atau pastry daerah masakan itu berada. Pilih rute jalan yang tidak melewati tempat-tempat tersebut. Jangan juga menyimpannya di rumah Anda, di sudut manapun.

Dengan tidak melihatnya, impian Anda akan berkurang atau bahkan lebih anggun lagi, Anda melupakannya.

Pergi tidur

Anda berisiko utama untuk ngemil hiperbola pada malam hari, berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Obesity.

"Ini hasil dari sistem sirkadian Anda, yang mendorong nafsu makan ketika matahari terbenam, memberitahu Anda untuk terus makan untuk menyimpan energi hingga makan berikutnya," terang Steven Shea, Ph.D., dari Oregon Health dan Sciences University dan penulis senior studi tersebut.

Keinginan Anda mencapai puncak pada pukul 20 dan tetap tinggi hingga tengah malam. "Tidak cukup tidur juga memicu pelepasan hormon yang terkait dengan rasa lapar, yang sanggup memicu impian makan berlebih di hari berikutnya.

Manfaatkan memori aroma

"Membayangkan aroma, menyerupai rumput yang gres dipotong atau anyir hujan, mengambil alih daerah di otak Anda yang sebelumnya diduduki oleh impian makan atau ngemil berlebih," kata Forman.

"Fokus pada memori aroma selama beberapa menit akan mengusir kekuatan dorongan tersebut."

Katakan “nanti” pada diri Anda

Menunda kesenangan sanggup meredakan intensitas impian yang berlangsung pada ketika ini. Penelitian mengatakan bahwa sehabis beberapa ketika berlalu, sangat mungkin impian makan dan ngemil Anda akan hilang. Kecuali memang badan Anda memerlukan asupan kalori tambahan.

Jangan melawannya

Akui bahwa Anda ingin cupcake, atau keripik, atau apa pun itu masakan enak berlemak. Jangan mencoba untuk melawan perasaan itu, atau mengabaikannya, atau menghukum diri sendiri untuk impian tersebut.

Sebaliknya, akui impian itu ada dan 'berselancarlah' dengannya. Ini namanya teknik Zen. Seperti berselancar, kalau Anda melawan gelombang, Anda akan panik dan kehabisan tenaga.

Sebaliknya, menarilah bersama ombak hingga ombak mereda. Hal ini perlu latihan beberapa lama, tapi asal rutin Anda niscaya bisa.

Makan cukup

Tidak mengherankan, perempuan yang mencoba untuk mengabaikan rasa lapar mereka mempunyai hasrat berpengaruh untuk makan atau ngemil berlebih di waktu makan berikutnya.

Sebuah studi dari Oregon Research Institute menemukan bahwa semakin banyak mengurangi kalori, semakin banyak acara yang ada di bab otak yang berafiliasi dengan 'balas dendam' alasannya yakni perut dibiarkan lapar. Dan balas dendam tersebut, biasanya berupa masakan berlemak dan manis dalam jumlah banyak.

Jadi, pastikan Anda cukup makan dengan sajian seimbang yaitu, karbohidrat, lemak baik, protein, serat, vitamin dan nutrisi lainnya.

Asup protein

Kurang protein mendorong hasrat makan, kata sebuah studi di Wageningen University di Belanda. Orang bakir balig cukup akal normal butuh 50-80 gram protein perhari.

Riset membuktikan, bahwa kebutuhan protein tidak meningkat secara mencolok ketika berolahraga. Latihan justru akan menghabiskan glikogen, kata Sanne Griffioen-Roose, penulis utama studi tersebut.

Pilih sumber protein yang baik menyerupai telur, dada ayam rebus tanpa kulit, kacang-kacangan dan biji-bijian.